CANDUQQ | Hari Berduka Dari Kerajaan Ritel Matahari
CANDUQQ | Hari Berduka Dari Kerajaan Ritel Matahari
Di kalangan usaha, Hari merupakan salah satu sesepuhnya peritel nasional yang sepak terjangnya sangat diperhitungkan. Bahkan, dia juga sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) pada masa keemasannya membangun kerajaan Matahari Department Store.
Seperti Dikutip dari laman Situs Agen Poker Terpercaya CANDUQQ Sabtu 10 Maret 2019 Bakat dagang ternyata telah mengalir di setiap tetes darahnya sejak kecil. Adalah Tan A Siong, bapak Hari, yang merupakan seorang pengusaha lokal di bidang pertanian di Makassar yang mewariskan bakat dagangnya. Hidup di keluarga yang memiliki 12 bersaudara menjadikan Hari pemuda yang tekun, rajin dan pantang menyerah.
Apalagi pahit getir dinamika dagang sudah dirasakannya sejak kecil. Kala itu usaha bapaknya bangkrut dan memaksanya untuk kembali merintis usaha tersebut dari nol. Siapa yang sangka, ritel matahari berawal dari sebuah toko dua lantai berukuran 150 meter persegi di bilangan Pasar Baru, Jakarta.Pada pada 1968, Hari resmi membeli sebuah toko serba ada di Pasar baru yang bernama Toko De Zon. Di toko itulah Matahari Department Store pertama dibuka pada 24 Oktober 1958.
Nama Toko De Zon berasal dari Bahasa Belanda yang artinya The Sun atau Matahari. Hal itulah yang menginspirasi Hari untuk nama toko ritel pertamanya. Waktu berjalan Matahari pun terus berkembang pesat dan pada 1980-an, cabangnya terus 'menyinari' kota-kota besar di Indonesia. Matahari pun menjadi jaringan toko ritel terbesar di Indonesia pada saat itu.
Hari diketahui terjun di ritel merantau ke Jakarta. Selama usaha pencarian kerjanya di Jakarta, dia pun menikahi putri pemilik sebuah toko serba ada Mickey Mouse di Pasar Baru.
Kala itu diketahui Pasar Baru merupakan distrik perbelanjaan terkenal di Jakarta. Toko itu pun dijual oleh mertuanya ke Hari dan akhirnya berkembang pesat. Saat itulah Hari memiliki modal untuk ekspansi bisnis dengan membeli Toko De Zon.
Seiring waktu berjalan, krisis moneter pun menghantam pada 1997. Bisnis Hari merugi dan akhirnya dibeli oleh Grup Lippo.Tak sampai di situ, dia akhirnya kembali mendirikan toko ritel yang diberi nama Pasar Hari-Hari. Sayangnya bisnis toko ritel itu tidak segemerlap Matahari.
Pada 2007 Taman Wisata Matahari dibangunnya di atas lahan seluas 16,5 hektare. Dengan tujuan sebagai taman rekreasi dan hiburan bagi masyarakat luas, terutama segmen menengah ke bawah. Saat membuat TWM, pertimbangan Hari sangat sederhana. Dia hanya sudah merasa cukup berbisnis ritel.
Taman tersebut merupakan bentuk komitmennya membangun dan mengembangkan tempat wisata yang harganya terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah, berbagi kebahagiaan dan berbagi rezeki.
Baca Juga Artikel : Rumus Bermain Poker Agar Mudah Menang
Comments
Post a Comment